Sebagai seseorang dengan kepribadian teguh, Rasul Paulus memiliki sebuah ambisi yang pasti. Hal ini diuraikannya dalam surat kepada jemaat di Filipi: "Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku".
Tanpa memedulikan apa yang mungkin akan dideritanya, atau kesukaran yang mungkin akan dilaluinya, Paulus bertekad menjadikan hidupnya sebagai alat untuk memuliakan Yesus. Tanpa menyerah dia berpegang teguh pada keputusan yang telah diambilnya itu di dalam bahaya, kesakitan, penjara, bahkan bersedia mempersembahkan tubuhnya sebagai korban (2 Korintus 11:23-28).
Sebagian dari kita barangkali tidak dapat melihat bagaimana Yesus dapat dimuliakan melalui tubuh kita. Kita mungkin berpikir bahwa hal itu hanya dapat terjadi saat kita dianiaya karena memegang teguh iman. Namun sebenarnya bukan seperti itu.
Tangan kita dapat meninggikan Tuhan saat kita menulis surat-surat yang menghibur. Kaki kita dapat meninggikan Dia saat kita melakukan pekerjaan-pekerjaan sederhana untuk menolong orang lain. Suara kita dapat meninggikan Dia saat kita memberikan kesaksian dan menyanyikan puji-pujian kepada-Nya. Hati kita dapat meninggikan Dia saat kita menyatakan di dalam doa, kasih kita bagi Kristus Sang Penebus. Telinga kita dapat meninggikan Dia saat kita dengan penuh ucapan syukur mendengarkan firman-Nya dan mengagungkan anugerah-Nya. Jika kita mengenal Yesus, kita dapat meninggikan Dia dalam kehidupan kita sehari-hari (Sabda.org)
Anda kita dirancang dengan unik untuk memuliakan Allah, seakan-akan hanya Anda sendiri yang bisa melakukannya.
Demi kenyamanan Anda selama mengakses Jawaban.com, kami menggunakan cookie untuk memastikan situs web kami berfungsi dengan lancar serta memberikan konten dan fitur yang relevan untuk Anda, dan meningkatkan pengalaman Anda di situs web kami. Data Anda tidak akan pernah diperjualbelikan atau digunakan untuk keperluan pemasaran. Anda dapat memilih untuk Setuju atau Batalkan terhadap penggunaan cookie dalam situs web ini. Learn more